Translate

Tanda-tanda Jika Suami Tidak Bahagia Saat di Rumah


Kehidupan pernikahan tidak selamanya harus selalu 'happily-ever-after'. Pekerjaan, tugas rumah tangga dan anak seringkali menjadi masalah bagi pasangan yang telah menikah. Beragam problema itulah yang kerap kali membuat Anda atau suami tak bahagia.

img
Saat suami merasa tak bahagia ketika berada di rumah, biasanya ia menunjukkan perubahan sikap. Hal itu bisa berupa apa saja, termasuk caranya berinteraksi dengan pasangan hingga kehidupan seksualnya. Seperti yang dikutip dari ehow, berikut tanda-tanda jika suami merasa tak bahagia saat di rumah.

1. Jarang Ada di Rumah
Jika tiba-tiba suami Anda sering lembur di kantor, bekerja setiap akhir pekan dan bangun lebih pagi dari Anda, mungkin itu adalah tanda-tanda bahwa suami sedang merasa tidak bahagia. Jarang menghabiskan waktu di rumah bukan berarti suami Anda berselingkuh, tetapi mungkin ia membutuhkan waktu untuk sedikit berjauhan dari Anda.

2. Jarang Berkomunikasi
Komunikasi dan mengekspresikan diri adalah dua hal penting yang diperlukan untuk membangun pernikahan sehat. Keharmoniasan rumah tangga biasanya didasari oleh saling membagi perasaan, memberitahu pasangan tentang keseharian Anda, dan mimpi di masa depan. Jika suatu saat suami menolak untuk berbicara dan mengungkapkan perasaanya, bisa jadi ini dia sedang tidak dalam mood yang baik.

3. Tidak Lagi Tertarik Melakukan Seks
Kehidupan seks yang sehat dapat menjadikan pernikahan lebih harmonis. Gairah yang naik turun bukanlah masalah, tetapi jika suami telah kehilangan ketertarikan akan seks dalam waktu yang cukup lama, mungkin Anda boleh khawatir. Pertama, cobalah untuk menggodanya. Jika ia menolak, maka Anda perlu usaha lebih dari sekedar mengenakan lingerie seksi.

4. Sering Mengacam untuk Pergi
Bertengkar dalam kehidupan rumah tangga adalah hal biasa, tetapi jika suami sudah mengatakan niat untuk meninggalkan Anda maka itu adalah tanda bahwa ia tak lagi bahagia hidup bersama. Ada kemungkinan, ia pun menginginkan perpisahan atau perceraian. Beberapa orang menggunakan kalimat 'mengancam' untuk memberikan efek dramatis, tetapi ada pula yang melakukannya karena merasa bahwa masalah yang dihadapi sudah terlalu berat.