Mengkonsumsi cokelat, rasanya sah-sah saja. Cokelat tidak lagi menjadi pantangan, terutama untuk program diet. Tentu ini adalah kabar baik bagi parachocoholics. Bahwa konsumsi cokelat justru menjaga tubuh Anda tetap langsing, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah memanjakan mulut dengan cokelat.
Seorang profesor di University of California, San Diego, Dr. Beatrice Golomb mengatakan bahwa cokelat tidak hanya menjaga bentuk tubuh, tapi juga memperbaiki tekanan darah karena rasa nyaman yang ditimbulkan.
Kandungan antioksidan yang terdapat pada cokelat adalah bahan ajaib yang dapat melawan kerusakan sel tubuh. Ini mengapa cokelat mampu memperbaiki metabolisme, sehingga tubuh Anda tetap langsing. Cokelat juga dikaitkan dengan efek positif pada kesehatan, yakni menormalkan tekanan daran dan bahkan menjaga tubuh pada tingkat kolesterol yang baik, meskipun kandungan kalori dan lemaknya tergolong tinggi.
Dalam studinya, seperti dikutip Health Day News, Golomb memberikan kuesioner yang diisi hampir 1000 orang dengan rata-rata usia 50-an. Mereka hanya mengisi frekuensi mereka mengkonsumsi cokelat. Para peneliti kemudian menghubungkan indeks massa tubuh (BMI) dengan cokelat. Sebanyak 28 persen dari mereka dinyatakan kelebihan berat badan, dengan frekuensi konsumsi cokelat dua kali seminggu.
Sedangkan koresponden lainnya, yang dalam hal ini lebih sering mengkonsumsi cokelat justru memiliki BMI yang lebih rendah. Mereka yang mengkonsumsi cokelat rata-rata akan memilih makanan utama yang rendah kalori.
Namun untuk keberhasilan diet Anda, komposisi makanan yang lain juga mempengaruhi metabolisme tubuh. Penelitian terdahulu, seperti diungkap Dr. Daniela Jakubowicz, seorang profesor di Universitas Tel Aviv, Israel mengatakan bahwa diet konvensional tidak berhasil melarang orang untuk menghindari cokelat. Aturan untuk tidak mengkonsumsi cokelat justru membuat mereka semakin tertarik dan tidak mampu mentoleransi cokelat.
Namun untuk keberhasilan diet Anda, komposisi makanan yang lain juga mempengaruhi metabolisme tubuh. Penelitian terdahulu, seperti diungkap Dr. Daniela Jakubowicz, seorang profesor di Universitas Tel Aviv, Israel mengatakan bahwa diet konvensional tidak berhasil melarang orang untuk menghindari cokelat. Aturan untuk tidak mengkonsumsi cokelat justru membuat mereka semakin tertarik dan tidak mampu mentoleransi cokelat.
• VIVAlife