Tim peneliti dari Amerika Serikat, Portugal, dan Jepang berhasil menemukan asal usul mengapa manusia berjalan tegak. Temuan mereka dipublikasikan di jurnalCurrent Biology yang terbit pada Maret 2012.
Untuk mengungkapnya, peneliti mempelajari perilaku simpanse modern. Simpanse menggambarkan nenek moyang manusia pada 6 juta tahun lalu yang kemudian berevolusi.
Dua studi dilakukan. Studi pertama dilakukan di laboratorium lapangan Kyoto University, di hutan Bossou. Simpanse diberi pilihan makan an berupa biji kelapa sawit dan biji coula.
Perilaku simpanse dimonitor dalam tiga situasi. Pertama, saat hanya ada biji kelapa sawit. Kedua, saat hanya ada biji coula, dan saat biji coula melimpah.
Perilaku simpanse dimonitor dalam tiga situasi. Pertama, saat hanya ada biji kelapa sawit. Kedua, saat hanya ada biji coula, dan saat biji coula melimpah.
Sementara itu, studi kedua dilakukan oleh Oxford Brookes University selama 14 bulan terhadap simpanse hutan Bossou. Simpanse harus berkompetisi mendapatkan sumber daya yang terbatas.
Hasil studi pertama menemukan bahwa kacang coula dipandang lebih berharga bagi simpanse. Primata tersebut mati-matian berusaha agar mendapatkannya.
Dalam kompetisi mendapatkan coula, simpanse semakin sering berjalan dengan dua kaki. Cara ini memungkinkan simpanse bergerak sekaligus membawa coula lebih banyak, bahkan dengan mulutnya.
Studi kedua mendapati bahwa 35 persen simpanse berjalan tegak. Hal ini juga terkait dengan kemampuan membawa muatan makan an lebih banyak dengan berjalan tegak.
Seperti diberitakan Science Daily, Jumat (23/3/2012), aktivitas berjalan dengan dua kaki simpanse inilah yang kemudian memicu evolusi hingga terciptalah manusia yang berjalan tegak.
"Sesuatu yang sederhana seperti aktivitas membawa muatan tiap hari, mungkin, dalam kondisi tertentu, memicu manusia berjalan tegak dan membuat nenek moyang kita semakin jauh meninggalkan bangsa kera lain yang kemudian menciptakan bangsa kita," ungkap Brian Richmond dari George Washington University, peneliti yang terlibat dalam riset ini.
sumber: kompas.com
sumber: kompas.com