Zhuge Liang (181–234 AD) adalah ahli strategi militer Tiongkok yang terkenal pada periode Tiga Kerajaan (220–280 AD). Ia menjabat sebagai perdana menteri Shu Han dengan kaisarnya bernama Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge Kongming dan nama julukan Wòlóng, juga dikenal sebagai Cukat Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan.
Ia mengikuti Liu Bei setelah Liu Bei dan kedua adik angkatnya membuat tiga kunjungan untuk menjemputnya menjadi ahli strategi negeri Shu. Terharu dengan keikhlasan dan kemurnian hati Liu Bei yang menangis karena mengenangkan nasib rakyat di zaman peperangan itu, maka ia menghambakan diri kepada Liu Bei. Nasihat pertama yang diberikannya secara pribadi kepada Liu Bei adalah “Longzhong Plan”, yaitu tentang pendirian tiga negara besar di tanah Tiongkok, yaitu Wei, Wu dan Shu. Nasihat pertama Zhuge Liang ini menjadi kenyataan setelah beberapa tahun membantu Liu Bei di dalam peperangan untuk menegakkan Dinasti Han yang telah rapuh.
Zhuge Liang adalah seorang ahli strategi dan advisor dari Shu, dia sering dipanggil ”Sleeping Dragon” atau Naga Tidur. Dia jenius dalam banyak urusan, baik itu domestik dan urusan ke luar.
Selama era peperangan 3 negara beberapa kali Zhuge Liang menunjukkan kejeniusannya, strategi perangnya pada waktu itu membuat kekuatan yang pada awalnya tidak berimbang menjadi saling imbang antara ketiga negara yang sedang berseteru. Beberapa strategi perangnya yang terkenal antara lain:
1. Strategi kota kosong.
Pada saat itu pasukan musuh sebanyak 200.000 prajurit yang dipimpin oleh Shima Yi, datang menyerang. Untuk mengelabui musuh dan mempertahankan bentengnya, Zhuge membuka lebar-lebar gerbang benteng seolah-olah tidak khawatir akan kehadiran pasukan musuh yang sangat banyak. Strategi ini berhasil untuk membuat lawan mundur karena mengira Zhuge telah mempersiapkan jebakan di dalam benteng.
2. Strategi meminjam anak panah.
Pada saat pertempuran tebing merah, pasukan aliansi Liu Bei dan Sun Quan, memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan diri. Zhuge Liang akhirnya membantu dengan membuat pasukan dari jerami yang diikatkan pada sisi kapal. Ketika kabut tiba, mereka mendekati perkemahan pasukan Cao-Cao, yang langsung menghujani mereka dengan anak panah yang menancap di tubuh manusia jerami. Dari kejadian itu, Zhuge Liang berhasil mengumpulkan lebih dari 100.000 anak panah.
Masih banyak lagi cerita mengenai kejeniusan tokoh yang satu ini, dia dikenal sangat memahami masalah strategi perang, psikologi, teknik, klimatologi, dan hampir semua hal dimengerti oleh Zhuge Liang. Hingga saat ini, orang tionghoa menganggap tokoh ini adalah manusia paling jenius sepanjang masa.